Jumat, 06 Juli 2012
TINGKATAN DALAM ISLAM
Disebutkan Hadits Rasulullah agar
mempraktekkan Islam itu secara
kaffah (semua lapisan) bukan
dipilih-pilih lapisan yang mudah
atau senang saja, tetapi
semuanya.
Berikut adalah uraian sederhana
lapisan per lapisan Islam.
1.SYARI’AT
Masih berupa kuliah – kuliah saja/
Cerita-Cerita/Ceramah, Khotbah-
khotbah, Jelas BELUM BERHASIL,
karena BELUM DILAKSANAKAN,
belum diperjuangkan secara gigih,
(Baru pada taraf keyakinan ilmiah
saja = ilmu yakin dan ainal yakin),
oleh sebab itu BELUM TERUJUD
ILMU TAUHID YANG SEBENAR –
BENARNYA dan BELUM PULA
MEMPEROLEH KEMENANGAN.
( Ilmu yakin dan ainal yakin adalah
masih “dusta” belum lagi
merupakan kebenaran yang
Faktuil, HAQQUL yakin baru
BENAR).
2. TARIKAT
Cara/Metode Pelaksanaan TEKNIS
untuk mencapai HAKIKAT ILMU
TAUHID itu, untuk mencapai
HAQQUL YAKIN-nya; Tarikat
adalah juga masa PEJUANGANNYA
(jatuh bangun-nya dalam
perjuangannya, dalam
Pertempuran-nya melawan IBLIS,
yaitu membersihkan DIRI yang
BATHIN secara tuntas/total dari
semua ANASIR ANASIR IBLIS, dari
semua gelombang – gelombang
dan pengaruh – pengaruh IBLIS
dalam diri, barulah ia mendapat
kemurnian TAUHID dalam ber –
IBADATH dan dalam ber-AMAL,
BARULAH TERCAPAI REALITA
TAUHID yang sebenarnya yaitu :
KEMENANGAN HAKIKI KEKAL DAN
ABADI, karena Kalimah ALLAH
TELAH PENUH BERSEMAYAM dalam
DIRI BATHIN/HATI sanubarinya,
hingga barulah ia mampu
mencapai pelaksanaan SHALAT
yang benar – benar Khusuk, yang
membawa Kemenangan Dunia dan
Akhirat.!
Hadits Qudsi :
“Qaalalaahu ta’aalaa Lam yasa’nii
ardhii wa laa samaa-ii wawasi’anii
Qalbu’abdil mukminul layyinul
waadi’u.”
Artinya : “Allah ta’ala berfirman :
Tak dapat memuat Zat-Ku , Bumi
dan Langit-KU; yang dapat
memuat ZAT-KU, ialah hati
hamba-KU yang Mukmin, Lunak
dan Tenang” ( H.R. Ahmad dari
Wahab bin Munabbih (= La
allaakum Tuflihuun!)
3. HAKIKAT:
Definisi menurut teori:
Perkataan hakikat dari kata haqq
yang artinya kebenaran. Ilmu
hakekat adalah ilmu mencapai
kebenaran. Detailnya (di http://
kang-kolis.blogspot.com/2009/01/
pengertian-ilmu-dalam-tasawuf_
08.html)
Nah yang ini adalah definisi
menurut praktek (mudahnya):
(Kuliahnya sama dengan Syari’at
pada nomor 1) tetapi sudah
BERHASIL HAQQUL YAKIN, SUDAH
TERUJUD/SUDAH MENJADI
KENYATAAN ILMU TAUHID itu dan
oleh karenanya SUDAH MENCAPAI
KEMENANGAN, (sudah HAQQUL
YAKIN dalam keyakinan dan dalam
amalan) lihat nomor 2 diatas.
Ilmu Hakikat ini kelanjutan dari
belajar tasauf atau Zikirullah,
langsung otomatis menuju hakikat
jika sudah mempelajari yang no.2.
Silahkan dibaca di Tulisan “Belajar
dari Ilmu Kelapa”. Jika dikiaskan,
hakikat ini adalah mencapai
proses santan, manfaatnya sudah
kelihatan begitu nyata, namun
tidak berhenti disini karena
santan itu masih mudah busuk,
harus diproses kembali agar
menjadi “minyak” atau makrifat.
4. MA’RIFAT:
(telah TETAP ISTIQAMAH dalam
REALITA ILMU TAUHID) Ia telah
siap dalam PENERAPAN ILMU
TAUHID yang sebenarnya dan
KEHIDUPAN DUNIA AKHIRATH bagi
DIRI dan kelilingnya dan seluruh
JAGAD RAYA, karena : Dalam
seluruh tubuhnya, dalam setiap
tetes darahnya, dalam tiap gerak
nafasnya dan tiap gerak gerik
anggotanya, telah HADIR
KALIMAH ALLAH (telah menyebar
secara keseluruhan Kalimah Allah
itu keseluruh tubuhnya,
berpangkal dari sumbernya (HATI
Sanubarinya), lihat diatas pada
nomor 2 (TARIKAT).
Dan dengan Kalimah Allah yang
telah berada dalam seluruh
dirinya itu, yang dianugerahkan
Allah padanya, ia mampu
meneruskan pekerjaan pekerjaan
RASULULLAH SAW sebagai
Khalifah Rasul dan Khalifah Allah
dimuka bumi yaitu : Meneruskan
membawa Rahmat Allah langsung
dari Allah SWT, kepada seluruh
Alam semesta, sesuai dengan
Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits –
hadits Nabi, seperti yang tertera
dibawah ini :
1. Q.S. Al Anbiyaa, Ayat 107 :
“WAMAA ARSALNAAKA ILLAA
RAHMATAN LIL ‘AALAMIIN”
Artinya : “Kami tiada mengutus
engkau (ya Muhammad)
,melainkan menjadi Rahmat untuk
semesta alam.”
(Tiada Aku turunkan engkau ya
Rasul kedunia, melainkan untuk
membawa rahmat-KU keseluruh
Alam, Langsung dari-Ku).
Orang seperti tersebut diatas
yang mampu meneruskan
pekerjaan – pekerjaan Rasulullah
SAW sebagai Khalifah Rasul dan
Khalifah Allah dimuka bumi untuk
meneruskan membawa Rahmat
Allah pada seluruh alam semesta
( antara lain tidak akan datang
kiamat, kalau masih ada orang –
orang/yang benar benar berdzikir
Allah, Allah) (H.R. Muslim).
Tentu saja Dzikir yang dimaksud
adalah dzikir yang HIDUP dan
BERJAYA yaitu dzikir dari orang –
orang yang telah mencapai
maqam sempurna Tauhid nya pada
Allah SWT yaitu : dari Golongan II,
III, IV, yang dewasa ini jarang
sekali dapat ditemui! Bukanlah
Dzikir dari orang orangdari
golongan I, yang banyak sekali
ditemui! Barang kali berjuta
banyaknya! Tetapi tidak
bertenaga/tidak berjaya akan
Dzikirnya sama sekali, karena
hanya berdzikir pada lidahnya
saja, sehingga tidak dibalas Allah
SWT, karena tidak memenuhi
syarat Dzikir yaitu TIDAK
MEMAKAI WASILAH ALLAH, yang
menyampaikan Dzikirnya pada sisi
Allah SWT.! Sehingga TIDAK
TERBALAS.! (Guru Besar Sufi Prof.
Dr. H.SS Kadirun Yahya
Muhammad Amin, M.Sc.)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
admin tidak menjamin semua pertanyaan pada kolom komentar terjawab. Tapi kami berusaha sebaik mungkin memberi jawaban yang terbaik.